Libur dua hari, tapi gak ada rencana untuk pergi kemana-mana. Aku hanya berdiam diri di kosan menikmati hari-hari libur. Hari libur ini aku isi dengan beres-beres kamar kos dan juga nyuci baju. Gak ada keinginan untuk pergi main ke luar juga sih awalnya. Kayaknya masih belum ada keinginan aja untuk jalan-jalan. Bukan karena saat pandemi tapi emang waktu itu lagi tanggal tua aja sih. Jadi diam di kosan adalah jalan ninjaku.
Hari itu, tanggal 24, tanpa aku sadari bahwa sebenarnya di hari yang sama, temanku juga sama-sama libur. Aku baru menyadarinya saat temanku ini, Agung mengunjungi tempat kosku. Di usiaku yang sekarang ini, aku tidak memiliki banyak teman dekat, khusunya di tempat perantauan seperti saat ini, di Bekasi. Aku hanya punya beberapa teman saja. Dan Agung mungkin bisa dibilang adalah temanku yang paling dekat denganku saat ini. Meskipun jarak dari tempat kosnya cukup jauh dengan tempat tinggalku, dia sering menyempatkan diri untuk berkunjung ke kosan.
Aku juga lupa bahwa sebenarnya hari itu adalah hari dimana temanku harus interview di salah satu tempat belajar bahasa asing. Nah pulangnya dia mampir ke kosan dulu, kebetulan jarak dari tempat interview dengan kosanku cukup dekat. Paling hanya berjarak sekitar 5 menit saja.
Awalnya kita hanya ngobrol-ngobrol biasa saja. Aku bertanya bagaimana tadi dia interviewnya. Sambil menikmati kopi yang diseduh sendiri, kami hanya ngobrol standar saja tidak ada yang serius. Sampai pada akhirnya, Agung yang kini sudah mulai teracuni fotografi pun mengajakku untuk pergi hunting foto. Dia mengajakku untuk hunting foto ke salah satu tempat di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Jujur saja, semakin ke sini aku tidak begitu suka jika memotret diri sendiri dan dipajang di media sosial. Aku lebih suka untuk foto street, human interest dan juga fotografi landscape. Makanya aku tertarik untuk ikut hunting foto. Tempat yang akan aku kunjungi ini tidak begitu jauh dari tempat kos Agung di daerah Bantar Gebang. Sekalian aku bawa tenda juga nanti pulangnya. Sudah lama tidak pernah di buka, soalnya belum pernah naik gunung lagi. Aku hanya ingin mengecek apakah ada yang rusak atau tidak. Rencananya nanti tenda ini akan aku coba buka di atas kosan. Kebetulan jan di atas ada tempat seperti rooftop gitu yang lumayan luas dan sering aku pakai untuk main futsal bersama teman kos lain.
***
Sudah biarkan saja masalah tendanya. Sekarang aku dan Agung berangkat dari tempat kosku menuju kosan Agung terlebih dahulu untuk membawa kamera punya dia. Oh iya, aku belum bilang kan ya mau hunting foto kemana sebenarnya. Jadi sekarang aku mau hunting foto ke tempat pembuangan sampah di Bekasi, atau aku biasa menyebutnya dengan Gunung Sampah. Gara-gara naik gunung tidak pernah jadi terus karena Pandemi dan juga kerjaan yang semakin ke sini semakin susah untuk minta tambahan libur, jadi untuk mengobati rasa rindu terhadap gunung aku naik gunung sampah dulu aja deh.
Agung berjalan di atas tumpukan sampah |
Dari pertama Agung mengajakku untuk Hunting foto tanpa rencana ini, ke tempat ini, aku sudah tertarik karena pasti di sana aku akan menemukan banyak momen yang bagus untuk diabadikan. Mungkin untuk sebagian orang tempat ini dirasa kurang baik untuk hunting foto, selain tempatnya yang kotor dan juga bau tentunya, tapi entah kenapa bagiku ini akan menjadi lebih menyenangkan hunting foto di tempat yang penuh dengan sampah. Pastinya dengan mematuhi protokol kesehatan ya, tetap jaga jarak dan juga menggunakan masker.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang Kota Bekasi adalah tempat terakhir dimana semua sampah yang dibawa oleh mobil sampah akan berakhir di sini. Saking banyaknya sampah yang sudah terkumpul di sini, menjadikan tempat ini terlihat seperti sebuah gunung. TPA ini bahkan sudah pernah disoroti oleh media luar yang menyebutkan bahwa TPA ini adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia.
Sore hari, saat sampai di lokasi, aroma sampah yang menyengat menyambut kedatangan kami. Motor langsung ku titipkan di sebuah warung. Ku lihat ada beberapa mobil sampah yang antri masuk dan keluar. Aku langsung mengeluarkan kamera yang kubawa dan mulai mengabadika satu persatu foto. Aku berjalan mendeketi tumpukan sampah yang tinggi ini. Wah ternyata di sini terlihat ada seorang pedagang yang berjualan kopi dan minuman dingin juga. Di tempat seperti ini? iya di tempat yang penuh dengan sampah masih ada yang berjualan kopi dan minuman. Nampaknya si Bapak penjual ini menjadikan para sopir truk sampah untuk menjadi target pembelinya.
Selain itu, di sini aku juga menemukan banyak pemulung yang sedang memilah sampah. Dengan keranjang yang digendong di belakang tubuhnya, layaknya sedang menggunakan tas, mereka mengumpulkan sampah yang mungkin masih bisa mereka manfaatkan untuk dijual kembali.
Di sini terdapat juga satu alat berat yang berfungsi untuk mengeruk sampah yang baru turun dari mobil truk sampah. Satu persatu truk sampah ini bergiliran antri untuk menyetorkan sampah yang dibawa.
Dari penampakan ini, aku mulai sadar bahwa selama ini sepertinya kurang banyak bersyukur. Seing mengeluhkan tentang kerjaan tentang cara mendapatkan sebuah penghasilan. Lihatlah, di luar sana masih banyak orang yang harus rela berada di tempat yang kotor dan juga bau untuk bisa makan dan menfkahi keluarganya.
Setiap kali aku melakukan hunting foto, pasti selalu ada pelajaran yang bisa aku ambil untuk membuatku lebih bersyukur lagi dalam menjalani kehidupan ini. Terima kasih untuk hunting foto kali ini. Kemana selanjutnya?
Selain aku posting di sini, biasanya hasil hunting foto selalu aku posting di akun Instagram @ddsandirahmat dan juga @desan_23. Jangan lupa berkunjung dan di follow ya hehe
17 comments
Jadi pingin ikutan..
Saya sendiri lagi stop hunting foto dah.. hahahaha 😁😁 #dirumahaja... padahal dah gatel banget wat megang kamera lagi..
Mudah2an ajah ga lupa 🙄🙄
Iya hati-hati tar lupa gimana caranya tekan tombol Shutter wkww
Disana ada tempat pengolahan sampahnya nggak, De? Aku penasaran kenapa bisa sebanyak dan setinggi itu.
Kurang tau sih kalo soal udah ada atau belumnya. Kemarin cuma foto aja.
Totalitas banget sampai terjun langsung berada di tumpukan sampah.
Buatku pribadi, kesan pesan dan pemandangan foto ini terekam dengan baik gambarnya.
paling suka foto excavator di tengah kemiringan gunung sampah, keren..
ternyata bantar gebang TPA terbesar sedunia ya? baru tahu... tahunya itu luas aja, ternyata malah terbesar sedunia. belum pernah liat langsung, cuma dari baca2 aja. gak kebayang aromanya.. Pernah datang ke TPA terbesar di Padang waktu ada tugas ke sana,, itu walaupun dari tepiannya aja baunya menusuk bgt, apalagi kalau ke tengah-tengahnya..
btw di sana ada sapi makan sampah gak? Di TPA Padang, banyaaak ..
Wah gak ada sih kalo sapi di sini. Waktu aku berkunjung kemaren gak ada hewan yang aku temui di sana. Mungkin karena panas cuacanya. Tau kan Bekasi panasnya gimana? Wkwk
Eh, itu yang jualannya, jual minuman aja? Gak sama makanan? Kok kayaknya kalau makan di deket situ kayak uji nyali banget haha
Itu jualan minuman doang, bener-bener uji nyali dah kalo ada yg jual makanan. Mau nyoba?
Wah makasih, biar seger aja gitu tampilannya
btw ini mungkin OOT
hanya ingin share POV terkait rasa syukur.
I don't think kesusahan atau kesulitan orang lain sebagai bentuk rasa syukur untuk diri sendiri. Di mata kita mungkin itu kekurangan, keterbatasan. Tapi kita tidak pernah tahu bahwa sebenernya mereka sangat menikmati, malah cenderung lebih bahagia daripada kita yang harus mencari kesulitan orang lain dulu baru bersyukur.
Tapi kembali lagi, your point of view is yours. :)
Bisa juga seperti itu kak tergantung sudut pandang kita masing-masing