Biasanya orang akan pergi ke pasar untuk membeli sesuatu seperti, sayuran, buah-buahan, atau kebutuhan lainnya. Tapi berbeda dengan yang akan saya lakukan ketika berkunjung ke pasar. Saya pergi ke pasar untuk belajar mengambil gambar atau fotografi.
Jadi, di tahun 2020 ini, saya mulai suka dengan genre fotografi jalanan atau bahasa umumnya Street Photography. Belakangan ini, saya memang banyak belajar tentang genre yang satu ini. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi saya kenapa harus terjun ke street photo. Salah satunya adalah karena street photo ini adalah genre yang paling mudah untuk dilakukan. Bisa dilakukan kapan saja, yang penting di jalanan. Berbeda jika kita menyukai genre fotografi Lanskap, kita harus pergi ke sebuah tempat dulu yang memiliki pemandangan cukup bagus untuk difoto.
Street photography adalah salah satu aliran dalam fotografi. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai padanan yang baku untuk street photography dalam bahasa Indonesia, namun istilah fotografi jalanan sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam street photography dapat mengambil lokasi dari berbagai ruang publik seperti jalan, pasar, mal, terminal, stasiun kereta api, dan sebagainya. (Wikipedia)
Pertama kalinya saya tahu tentang aliran ini adalah melalui media sosial Instagram. Saat itu saya tergabung dalam sebuah komunitas Fotografi yang didalamnya terdapat member dari berbagai aliran fotografi yang berbeda. Dan saya menemukan aliran fotografi jalanan ini.
Melihat hasil foto yang dibagikan teman-teman di Instagram, saya jadi tertarik dan penasaran untuk mencobanya juga. Postingan teman-teman yang ada di Instagram akan selalu menjadi referensi saya saat mengambil gambar nantinya.
Di salah satu postingan, ternyata ada seorang teman yang mengunggah hasil fotonya yang diambil di pasar. Menarik juga, selain dijadikan tempat jual beli, ternyata pasar juga bisa dijadikan tempat hunting foto ternyata. Tidak sampai di situ saja, saya mulai mencari referensi lainnya di kolom pencarian Instagram dengan menuliskan kata kunci "#huntingpasar". Keluarlah ribuan foto yang sedang saya cari dan fotonya bagus-bagus menurut saya. Dari mulai segi pencahayaan dan waktu pengambilan gambar juga pas, ditambah lagi sedikit filter yang membuat foto semakin tampak lebih bagus lagi. Tidak lupa, untuk memudahkan saya agar bisa dengan mudah melihat foto-foto hunting di pasar ini, saya menyimpan beberapa foto yang akan saya jadikan referensi.
Berawal dari gara-gara melihat postingan tadi, saya pun langsung kepikiran untuk mencoba hunting di pasar juga. Kebetulan di dekat tempat saya tinggal, ada sebuah pasar yang sebelumnya pernah beberapa kali saya kunjungi. Mungkin besok saya akan mencoba untuk pergi ke sana.
· · ·
Keesokan harinya, dengan peralatan kamera seadanya, saat matahari masih belum terlalu tinggi, saya seorang diri berangkat menuju Pasar Kranji. Sebuah pasar yang terletak di daerah Kota Bekasi. Saat itu saya sengaja berangkat pagi-pagi karena ingin mendapatkan cahaya yang pas untuk hasil foto nanti. Jarak yang tidak begitu jauh, bisa dengan cepat saya tempuh menggunakan sepeda motor.
Sesampainya di lokasi, suasana pasar tampak ramai. Suara kendaraan dan juga orang-orang yang ada di pasar menjadi soundtrack hunting foto pertama saya kali ini. Setelah memarkirkan sepeda motor, langsung saya keluarkan kamera yang saya bawa dari tas yang saya kenakan. Awalnya saya sempat bingung juga harus mulai dari mana dulu. Akhirnya, saya membuka foto-foto yang kemarin saya simpan di Instagram untuk mendapatkan gambaran. Sambil berjalan mengelilingi pasar, saya mulai mengambil gambar seadanya tanpa tambahan teknik apapun. Hanya asal jepret saja.
Karena di pasar ini ada sebuah tangga menuju ke atas pasar, saya pun mencoba untuk menaikinya. Sepertinya tempat ini dijadikan penyimpanan meja yang dijadikan alas untuk menjajakan barang dagangan. Dari atas, saya bisa mengabadikan keadaan yang sedang terjadi di pasar. Di atas, saya hanya mengambil beberapa foto saja, setelah itu turun lagi.
![]() |
Dari atas |
Saya kembali berkeliling di area pasar. Mulai mengambil foto demi foto. Sesekali saya berbincang dengan orang-orang yang ada di pasar. Waktu itu saya mencoba ngobrol dengan seorang bapak yang menjadi tukang becak. Hanya peratnyaan dan obrolan biasa yang saya bicarakan dengan bapak tersebut. Setalah itu saya meminta izin untuk memotretnya.
Hari itu suasana begitu cerah. Saat matahari sedang menyoroti pasar, saya tidak menyia-nyiakan memen ini. Saya mulai mencari tempat yang pas untuk mengambil sebuah gambar. Dalam situasi seperti ini, saya teringat akan hasil foto seorang teman yang kemarin saya lihat di Instagram. Sebuah foto yang menampilkan seorang pedagang yang sedang disoroti matahari pagi. Saya berharap semoga saya juga bisa mendapatkan foto seperti itu.
![]() |
Saat terkena sorotan matahari pagi |
Setelah kurang lebih satu jam berkeliling di pasar, dan nampaknya cuaca juga sudah mulai panas, akhirnya saya memutuskan untuk pergi meninggalkan pasar. Saya bertujuan mencari warkop terdekat untuk sarapan. Satu jam berkeliling pasar rupanya membuat perut terasa lapar.
Sambil menikmati secangkir kopi dan juga roti bakar, mulai saya lihat satu persatu hasil foto tadi. Dari puluhan foto yang saya dapatkan, mungkin hanya beberapa foto saja yang bisa saya katakan bagus (menurut seorang amatir). Mungkin, nanti saya akan kembali lagi ke tempat ini tapi tidak sendiri lagi. Saya akan mengajak teman-teman saya untuk melakukan hunting foto bersama di Pasar Kranji.
kalau saya pecinta landscape fotografi.. tapi sekarang karena lagi seneng bikin video, kayanya pgn nyobain street videography, ada alirannya ngga ya kalau ini? ahaha..
ReplyDelete-traveler paruh waktu
Iyalah pasti landscape, orang hobinya jalan-jalan menjelajah keindahan alam haha
Deletekayaknya sih kalo videografi belum pernah denger tuh. Tapi gak tau juga ya. Nanti saya cari tau dulu deh hehe
haha betul,, suka bgt dengan alam..
Deletesaya blm pernah denger juga sih :D
Saya juga sebenernya suka main-main ke alam tuh, cuma gak sesering itu. Setahun sekali palig hehe.
DeletePaling itu juga pantai, gunung sama Curug doang
Saya juga pencinta landscape karena photo nantinya saya unggah di blog sehingga tidak terlalu memanjang.
DeleteSaya juga pencinta kuliner Jalanan untuk konten video YT 😁
Hasil foto, biasanya saya upload di ig aja sama di blog.
DeleteWah YouTubers ternyata hehe
Jadi inget adegan Rangga (film AADC 2) kalo ada yg hunting foto fi pasar tuh, di mana rangga merhatiin orang-orang sekitar pasar. Taoi kegiatan kayak gini tuh emang seru sih, mau nyoba juga ah, tapi pake ponsel. Haha
ReplyDeleteNjir kok banyak typo-nya -_-
DeleteAyolah, nyoba. Seru asli, kejar momen.
DeleteOh iya,Rangga (Nicholas Saputra) cocok banget sih pas adegan itu. Soalnya dia juga di kehidupan aslinya emang suka foto. Lihat aja hasil fotonya bagus-bagus di Instagram
Wah kurang ngopi kayaknya wkwkwk
ini udah bagus, sih meski baru mencoba. mungkin ada kali ya De yang ditambahi polesan editing tonenya? kebanyakan street fotografer suka memakai tone khusus sebagai identitas mereka.
ReplyDeleteIya biasanya ada tone sendiri yang digunakan untuk mempercantik hasil foto. Lebih bagus kalo pake kamera analog, soalnya udah ada tone bawaan langsung yang gak ada di kamera digital. Ya, cuma prosesnya cukup panjang.
Deletepasar banyak cerita kehiduoan ayng bisa dibuat tulisan begitu juga foto
ReplyDeleteIya jadi ketagihan untuk hunting foto di pasar lagi
DeleteBagus foto-fotonya. Aktivitas di pasar tradisional memang menarik ya :)
ReplyDeleteIya masih menjadi daya tarik yang hobi fotografi untuk melakukan hunting foto di pasar
DeleteTernyata mengambil gambar biarpun dipasar juga ada tehniknya agar fotonya bagus dan ada seninya ya kang.
ReplyDeleteSaya juga suka ke pasar, tapi belum pernah foto foto, belanja soalnya.
Hanya coba-coba aja sih ini hehe
DeleteNyobain, siapa tau keterusan wkwk
Bawa hape ke pasar takutnya malah nanti dijambret. Eh tapi sekarang mah hape bukan barang mahal lagi ya, jambret lebih suka ngambil dompet dari pada hape.😂
DeleteTapi tetep aja nyesek kalo yang diambil hapenya haha
DeleteIya juga sih, saya pernah kecopetan hape China yang murah 700 ribu juga nyesek.😂
DeleteWaduh, lumayan tuh meskipun yg cina. Tapi pasti ada gantinya lagi kan
DeleteKerjaanku bareng teman-teman nyetrit di Jogja awal tahun 2019 dulu seperti ini. Main ke pasar, motret, dan nanti kami ulas bareng-bareng. Menyenangkan
ReplyDeleteOh pantesan pas saya baca artikel yang di Kota Tua, bajunya ada tulisan "nyetrit", ternyata anak street hehe.
DeleteTapi sekarang di sini saya belum ada temen yang pernah hunting bareng ke pasar dan sampai diulas bersama-sama gitu, bang
Ah, kenapa gak sekalian sarapannya di pasar aja? Kan biasanya banyak jajanan unik tuh di pasar, atau makan kayak soto kan di pasar pasti ada ya. Eh iya gak sih? Haha
ReplyDeleteNah itu dia, kebetulan di sini gak ada yang jual. Atau yang jual ngumpet gitu ya? Tar dicek lagi deh ke sana haha
ReplyDeleteAda pertanyaan yang saya sering pikirkan kalau melihat foto-foto bergenre street photography.
ReplyDeleteApakah ada aturan atau kode etik menampilkan foto yang memuat privacy orang seperti wajah orang lain lalu dipublikasikan ke media umum.
Atau cukup dengan meminta izin kepada ybs agar boleh ditampilkan fotonya?
Sebab ada beberapa orang yang tak nyaman difoto tapi tidak tahu kalau fotonya diambil atau terphoto secara tidak sengaja.
Mohon pencerahannya.
Kalo menurut saya pribadi, izin untuk upload foto memang sebetulnya perlu banget, soalnya kan itu takutnya orang gak suka foto tapi kita ambil fotonya dan diupload. T
DeleteTapi, meskipun tidak ada izin, asalkan fotonya tidak mengandung sara, tidak apa-apa sepertinya.
Jika kebetulan upload foto candid, terus ternyata yg difoto liat di medsos, mau gak mau foto itu harus dihapus jika ia keberatan.
Ini hanya menurut saya aja mas
Main ke pasar emang menyenangkan karena di sana ada interaksi orang lokal. Soal foto, di pasar banyak yang bisa difoto; foto orang kayak yang kamu jepret di sini, foto makanan, atau foto bangunan. Menyenangkan yaaa
ReplyDeleteIya, udah sekali nyoba pengen ke pasar lagi
DeleteOh ternyata Fotografi juga ada madzhabnya ya bang. hehehhe
ReplyDeleteKurang lebih seperti itu haha
DeletePhoto photo seperti itu kesukaan saya banget
ReplyDeleteMakanya saya terkenal dengan sebutan tukang photo bukan photographer
Peralatan yang saya gunakan hanya kamera hape
Ada kepuasan tersendiri bisa mengabadikan kegiatan orang lewat kamera
Pake hp juga sekarang kameranya udah bagus dan canggih, gak kalah. Kalo misalkan suka moto, intinya jangan pernah mempermasalahkan "gear" yang digunakan. Apapun kameranya, kali misalkan kitanya emang pinter ngambil gambarnya, hasilnya pasti bagus.
DeleteSalam motret
foto foto ne masuk semua ... mantap emang foto banyak berbicara ya di banding video ... ada kesan gimana gitu
ReplyDeleteIya kebetulan saya lebih suka foto daripada video
Deletesuka banget dengan foto yang terakhir, tampak hangat :D sukses terus ya kak!
ReplyDeleteSebenernya memang nyari foto seperti itu, kebetulan aja dapet hehe
DeleteFoto bapak-bapak yang black and white bagus itu, saya suka hehe :D.
ReplyDeleteLanjutkan masss :D.
Yang "ora usus, ora..." Haha
DeleteMakasih, Mike
Wah keren banget foto-fotonya! Saya suka pas cahaya matahari langsung glowing ke wajah pedagang. Ini berkesan banget buat saya. Natural banget!
ReplyDeleteHaha glowing, makasih kak 🙏
DeleteI see, selama ini aku pikir street photography dengan artian gamblangnya, foto jalanan. Pokoknya kalau foto di jalan, namanya street photography, ternyata setelah baca postnya ini lumayan tercerahkan. Berarti lebih ke objek yang diambil tanpa direksi dan natural atau candid.
ReplyDeleteBtw, foto pertama dengan bapak panggul yang b&w itu favoritku!
Wah terima kasih. Ayolah hunting foto bareng kak hehe
Delete