Maret 2018, saya pertama kalinya mempunyai sebuah kamera digital, second itu juga. Niat awalnya beli kamera adalah ingin menyalurkan hobi di fotografi. Jadi gak pakai hp terus. Karena menurut saya, fotografi menggunakan hp hasilnya kurang memuaskan. Ditambah lagi waktu itu lagi gencar-gencarnya moto diecast (baca: Hot Wheels). Saya ingin hasil foto diecast saya lebih bagus
Dari kamera pertama inilah, saya mulai banyak belajar tentang basic fotografi. Belajar dasar fotografi seperti mengenal aperture, Shutter speed, dan iso. Belajar berbagai trik foto dari beberapa YouTubers fotografi seperti Akadika, Manuel Budijono, Kelas Pagi, dan ada beberapa yang saya lupa nama channel nya. Dari sini saya jadi pengen banyak tahu tentang fotografi.
Saya mulai mencari komunitas fotografi yang berada di dekat tempat tinggal saya di Bekasi. Mulai saya cari di Instagram, ada beberapa akun Instagram nya tapi kelihatannya, akun ini sudah lama tidak aktif, terlihat dari postingan terakhirnya. Saya mencoba mencari lagi, kebanyakan berada di Jakarta karena mungkin di Bekasi masih minim atau bagaimana saya tidak tahu. Rata-rata komunitas ini berada di Jakarta untuk yang terdekat dari Bekasi tempat saya tinggal. Komunitas fotografi Instanusantara adalah yang pertama saya follow di Instagram. Saya mulai follow akun-akun Instagram yang bergenre komunitas fotografi. Akun Instanusantara ini aktif dan sering update postingan baru. Di bio tertulis open member, saya pun langsung dm admin dengan tujuan ingin ikut bergabung di komunitas. Sayangnya waktu itu saya belum memenuhi kriteria untuk bisa bergabung dengan Instanusantara. Salah satu Syarat agar bisa bergabung adalah memiliki akun Instagram dengan feed berisi 70% hasil fotografi karya sendiri, serta dilarang ada foto Selfi atau foto diri sendiri. Kebanyakan foto di feed Instagram saya adalah foto diri saya sendiri. Biasanya hasil fotografi saya di upload di Facebook. Akhirnya saya putuskan untuk membuat satu akun Instagram lagi yang dikhususkan untuk mengabadikan hasil belajar fotografi saya. Akun ini mulai saya isi dengan karya amatir saya sendiri.
Gagal di komunitas pertama, tidak membuat saya berhenti mencoba lagi. Saya mencoba untuk bergabung dengan komunitas fotografi lainnya. Agustus 2018, saya bergabung dengan salah satu komunitas fotografi, namanya Camera Indonesia. Kali ini saya diterima di komunitas fotografi ini, Alhamdulillah. Bergabung dengan maksud ingin menambah wawasan tentang dunia fotografi. Bagi saya, belajar fotografi itu kalau sendiri tanpa komunitas sulit berkembang. Kadang jika ingin hunting juga males kalau sendiri. Akhirnya gak jadi, hanya diam saja. Dengan berkomunitas, saya juga bisa banyak belajar dari member lain yang lebih banyak tahu tentang fotografi. Sampai saat tulisan ini dibuat, saya masih menjadi member di Camera Indonesia Jakarta. Pernah beberapa kali ikut hunting bareng dan itu sangat seru dan menyenangkan bagi saya. Banyak pengetahuan baru dari setiap hunting bareng.
Hampir setiap hari, saya selalu mencari tahu tentang dunia fotografi di internet. Sampai akhirnya saya sampai pada satu pembahasan, yaitu tentang Shutter Count. Jadi Shutter Count ini adalah jumlah Shutter yang telah digunakan oleh sebuah kamera. Kita bisa mengetahui jumlah Shutter yang telah dipakai di satu kamera. Setiap kamera katanya memiliki batas Shutter Count masing-masing, tergantung jenis kamera. Ada yang di 100k-150k, tapi ada juga orang yang tidak percaya dengan adanya Shutter Count ini.
Dari postingan yang saya baca itu, saya baru menyadari ternyata kamera itu ada batas Shutter nya. Sebelumnya, saya pikir kamera dengan SC (Shutter Count) tinggi adalah salah satu kamera yang bagus. Karena ketidaktahuan saya waktu itu tentang kamera, akhirnya saya membeli sebuah kamera dengan SC yang sudah mencapai sekitar 80 ribuan. Saat itu saya tidak tahu apa itu SC. Tidak Googling dulu juga. Yang terpenting waktu itu adalah resolusi sama lensa. Tanpa saya sadari, saya telah membuat sebuah keputusan dengan kesalahan besar. Berani membeli sebuah kamera dengan SC tinggi. Tapi setiap kejadian pasti ada hikmahnya, minimal saya jadi tahu apa saja yang harus saya perhatikan ketika hendak membeli kamera lagi nantinya. Yang sudah biarkan saja menjadi pelajaran untuk kedepannya. Saya juga jadi penasaran, apakah nanti ketika Shutter count kamera saya sudah sampai 100k maka kamera saya akan tidak bisa digunakan lagi. Nanti kita buktikan.
Dari kesalahan, kebodohan, dan kecerobohan saya inilah saya bisa mengetahui berapa jumlah Shutter count yang telah digunakan oleh kamera. Dan sebenarnya ini adalah topik pembahasan yang sebenarnya akan saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Abaikan cerita saya di atas jika kalian tidak ingin membacanya, saya hanya ingin berbagi sedikit cerita saja. Topik pembahasan yang saat ini akan saya sampaikan adalah hal yang sangat simpel dan mudah untuk dipraktekkan. Hanya ada 2-3 langkah saja.
1. Siapkan foto terakhir yang diambil dari kamera Digital kalian
2. Buka situs Camera Shutter Count
3. Upload foto, dan tunggu hasilnya.
Sudah, segitu saja sebenarnya tutorial kali ini. Selamat mencoba.
Untuk kalian yang ingin membeli kamera jangan lupa Shutter count nya di cek terlebih dahulu ya.
Post a Comment