bqiqdHcLSyDe1e7rIy6MJVhY5drRA6OxKKstSzTb
Bookmark

Curug Parigi - Tempat Wisata Alam Bekasi

Curug Parigi Bekasi


Banyak yang mengira bahwa Bekasi tidak memiliki tempat wisata alam. Bekasi hanya terkenal dengan panasnya yang pool nampol dan juga dengan jaraknya yang jauh. Makanya banyak netizen yang bilang kalau Bekasi adalah sebuah Planet, karena tempatnya yang jauh itu.


Ternyata oh ternyata, setelah tinggal beberapa tahun di Bekasi, akhirnya aku mengetahui beberapa fakta lain dari Kota ini. Ternyata di sini tidak seperti yang banyak dibicarakan netizen diluar sana.  Buktinya di Bekasi ada tempat-tempat keren yang wajib dikunjungi. Salah satunya adalah tempat wisata yang akan aku kunjungi. Di tempat yang dibilang jauh dari mana-mana dan juga terkenal dengan cuaca panasnya, masih terdapat satu tempat wisata alam yang menarik minatku untuk mengunjunginya.


Setelah sebelumnya pergi main ke tempat sampah untuk hunting foto, nampaknya aku perlu juga untuk hunting foto lagi ke tempat yang berbeda. Kali ini, aku akan mengunjungi sebuah air terjun atau curug di daerah Pangkalan 5, bantar Gebang, Bekasi. Namanya adalah Curug Parigi. Salah satu tempat wisata alam yang berada di Bekasi yang beberapa tahun lalu namanya mulai dikenal di media sosial. 


Sore hari sebelum waktu menunjukkan setengah tiga, aku segera berbegas untuk pergi. Semua peralatan yang ku siapkan secara dadakan pun tak lupa ku masukkan ke dalam tas yang akan aku kenakan. Hari ini, lagi-lagi dengan sebuah rencana dadakan, aku akan mencoba mengunjungi sebuah tempat wisata alam yang berada di Kota Bekasi.


Saat hari mulai sore, lalu lintas akan padat-padatnya. Aktivitas jalanan akan ramai dan membuat macet, biasanya kalau tidak pagi hari pasti saat sore hari. Meskipun begitu, aku lebih memilih berangkat sore hari daripada pagi-pagi. Karena kalau berangkat sore lebih nyaman aja kayaknya, meskipun sebenarnya tidak nyaman juga dengan macetnya. Enaknya sih dari cuaca panas ke dingin aja kalau sore hari.


Ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi Curug Parigi. Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu aku tahu tempat ini, meskipun hanya melihat di sosial media. Aku juga belum tahu betul rute mana yang harus aku lewati untuk sampai di lokasi. Ku buka hape dan mulai mencari rute ke Curug Parigi menggunakan Google Maps. Jaraknya tidak terlalu jauh juga dari kosan. Hanya butuh waktu sekitar setengah jam saja untuk sampai di Curug Parigi.


Beberapa tahun belakangan ini, aku memang lebih suka mengunjungi tempat wisata alam seperti ini daripada liburan ke pusat kota. Bagiku, liburan dengan nuansa alam seperti ini sangat cocok untuk dilakukan saat libur kerja. Beda banget rasanya kalau liburan ke alam. Mood jadi lebih bagus aja rasanya setiap kali kembali kerja saat pulang berlibur. 


Macet adalah sebuah pemandangan yang setiap hari aku lihat dan dirasakan setiap kali bepergian sore hari. Apalagi di jalur Narogong ini yang menjadi lalu lintas untuk mobil-mobil besar bermuatan kontainer. Ngeri juga sebenarnya lewat jalur ini. Apalagi beberapa hari yang lalu, tepat di daerah Bantar Gebang ada sebuah kejadian yang memperlihatkan sebuah mobil tronton menabrak seseorang. Berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa kepadaku.


Rute yang aku lewati saat ini, tidak jauh berbeda dengan rute saat aku hunting foto sebelumnya ke TPA Bantar Gebang. Karena mungkin masih di kecamatan yang sama. Dari arah Kemang Pratama, setelah di lampu merah, aku hanya belok ke kanan dan lurus saja mengikuti petunjuk dari Google Maps. Sudah lama gak pernah lewat jalur ini lagi. Sudah ada perubahan jalan. Sekarang sudah ada Flyover Cipendawa yang ternyata projeknya sekarang sudah rampung. 


Setelah berkendara kurang lebih sekitar setengah jam, akhirnya aku sampai juga di sebuah persimpangan untuk akses masuk ke Curug Parigi. Di sini, tepatnya di daerah pangkalan 5 terdapat dua persimpangan, ke kiri bisa menuju ke TPA yang beberapa waktu lalu aku kunjungi. Tapi kemarin saat aku ke TPA tidak lewat jalur ini. Aku memilih jalur kanan yang menuju ke Curug Parigi. Kalau terus lurus maka akan menuju Cileungsi. 


Nih jalanannya


Jalanan yang asalnya lebar dan juga banyak kendaraan besar kali ini berubah menjadi jalanan biasa. Dari sini, aku hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di lokasi wisata. Rute yang aku lewati semakin lama semakin menyempit saja jalanannya. Unik juga jalur menuju curug Parigi ini. Jalanan ini hanya cukup untuk dua motor saja, itu pun sudah pas banget. Jalananya juga berbelok-belok, di pinggir jalan terdapat benteng yang membuatku seperti sedang berada di dalam sebuah labirin. Hampir di setiap belokan akan ada tulisan di benteng jalan yang menginformasikan untuk selalu menyalakan klakson saat mau belok. Tujuannya mungkin agar sesama pengendara dari arah yang berbeda tidak bertabrakan. Gak tau bagaimana kalau mobil lewat sini, entah bisa atau tidak. Tergantung skil saja kayaknya.


Tikungan gak tajam


Sudah tak terhitung berapa kali aku harus berbelok, yang pasti hanya dua belokan. Sebuah banner yang dipasang di atas jalan menunjukkan bahwa aku sudah sampai di pintu masuk Curug Parigi. Sore itu tak terlalu banyak pengunjung yang datang, mungkin karena bukan hari weekend. Oh iya, aku juga sebenarnya lebih suka berlibur di hari weekday daripada weekend. Menurutku kalau akhir pekan itu pasti selalu ramai. Jadi untukku yang suka foto-foto jadi sedikit susah untuk mendapatkan foto yang pure alami.


Sesampainya di lokasi, aku disambut oleh seorang pria yang berjaga di bagian depan. Aku membayarkan uang sejumlah Rp. 5.000 untuk biaya parkir kendaraan motor. Sempat aku membaca biaya tarif parkir untuk kendaraan lain. Bagi yang ke sini membawa sepeda, akan dikenankan biaya parkir Rp. 2.000 dan untuk yang bawa mobil Rp. 10.000. Standar lah biaya parkirnya sama tempat wisata kebanyakan.


Karena di Bekasi sudah lama tidak diguyur hujan, tempat ini terlihat nampak kering. Terlihat dari tanahnya. Pertama kali masuk ke kawasan wisata Curug Parigi ini, aku melihat beberapa tempat yang sengaja dibuat untuk sekedar  berfoto. Mungkin mereka menyebutnya dengan spot foto Instagrameble. Untuk bisa berfoto di berbagai spot foto buatan ini, aku harus mengeluarkan uang Rp. 2.000 di setiap spot. Jadi kalau mau berganti spot foto harus tambah Rp. 2.000 lagi setiap spot. Aku sangat tidak tertarik untuk berfoto di tempat-tempat foto yang sudah disediakan ini. Aku terus berjalan melewatinya satu persatu.


1 = 2.000


Sungai yang menjadi sumber air untuk Curug Parigi pun nampak sudah terlihat. Airnya tidak terlalu deras, mungkin karena musim kemarau. Di pinggir jalan sebelah kanan yang aku lewati, ada berjejeran warung-warung yang menjual makanan dan juga jajanan. Warung ini menghadap ke sungai. Dari beberapa bangunan warung yang ada, hanya ada dua warung saja yang buka. Seorang Bapak dan Ibu nampak terlihat menjaga warung tersebut.


Melihat hamparan sungai yang cukup luas, aku jadi kebingungan sebenarnya dimana letak air terjunnya. Aku belum melihat penampakannya juga. Aku terus berjalan mengikuti jalanan yang sudah ada. Di tengah jalan, aku berpapasan dengan orang lain yang bajunya basah, aku yakin dia habis berenang di air terjun. Sepertinya mereka rombongan keluarga yang sedang berlibur ke Curug Parigi. Pertanda bahwa aku sudah semakin dengan air terjunnya. Aku pun melanjutkan langkahku sampai terdengarlah suara derasnya air yang jatuh. Akhirnya aku sampai juga di air terjunnya. 


Pertama kali aku melihat Curug Parigi, aku merasa ini sangat berbeda dengan curug-curug yang sebelumnya pernah ku kunjungi. Jika biasanya air terjun meluncur dari ketinggian berpuluh-puluh meter, di Curug Parigi ini mungkin hanya beberapa meter saja. Tak tahu berapa persisnya, bisa diperkirakan ketinggiannya di bawah angka 10 meter saja. 


Renovasi


Ada tangga alami yang harus aku turuni untuk mendekati air terjun. Tangga ini hanya sebuah tanah yang dibuat seakan-akan seperti tangga menggunakan cangkul. Dari atas, terlihat beberapa orang sedang asyik berfoto ria di air terjun. Empat orang adalah seorang wanita yang bergantian berfoto bersama, terus mengambil foto dari sudut berbeda. dua orang lagi sepertinya adalah pasangan suami istri yang sedang menikmati hari liburnya di sini. Mereka pun sama juga, bergantian berfoto satu satu. Sesekali mereka menyuruh salah satu dari empat wanita tadi untuk memotret mereka berdua.


Kulihat jam di hape, nampaknya waktu baru menunjukkan setengah empat sore, cuaca masih agak terik di sini untuk memulai membidik objek. Tujuanku main ke Curug Parigi ini apalagi jika bukan untuk hunting foto. Gara-gara melihat beberapa postingan di akun Instagram info Bekasi tentang Curug Parigi, aku jadi tertarik untuk pergi ke sini dan mengambil gambar juga. 


2x2


Duduk di tempat yang teduh sambil menunggu matahari sedikit lagi turun, aku memperhatikan mereka yang sedang di bawah. Kok bisa mereka dari tadi tidak bosen-bosen ya dengan gaya berfoto yang itu-itu saja. Mana kameranya menggunakan kamera depan lagi. Oh iya, kamera depan hape jaman sekarang kan lebih bagus dari kamera belakang. Aku baru sadar. Ada bendera merah Putih tertancap di dekat Air terjun. Objek ini menjadi yang paling sering aku lihat digunakan sebagai spot foto.



Matahari perlahan mulai mengurangi teriknya, aku mempersiapkan kamera yang ku bawa. Pasang baterai dan juga SD Card. Aku tahu dari awal akan motret apa saja saat berkunjugn ke Curug Parigi, salah satunya adalah memotret air terjunnya. Jadi aku sudah berinisiatif membawa tripod. Minus filter saja, karena aku belum punya. Harganya itu yang membuatku belum memilikinya sampai saat ini. Ya sudahlah foto dengan alat seadanya saja.


Ada yang candid dari jauh wkwk


Mulai mencari tempat yang cocok untuk mengambil sebuah spot foto yang bagus. Pertama, aku mencoba mengambil dari atas. Mengambil beberapa jepretan, setelah itu pindah lgi ke tempat lain. Begitupu  selanjutnya yang kulakukan. Terus mencari sudut terbaik untuk hunting foto kali ini. Untungnya saat aku fokus mencari spot foto terbaik, di sini tidak ada orang, jadi aku leluasa untuk mengabadikan Pemandangan Curug Parigi. 


Terlihat dari kejauhan, seorang dengan tas yang dia kenakan, sepertinya dia juga mau motret di sini. Tas ransel yang berbentuk kotak itu pasti dalamnya adalah peralatan kamera. Aku bisa tahu yakin bahwa dia mau motret juga karena aku sering melihat tas kamera tersebut di Iklan Instagram. Dan benar saja, setelah duduk sejenak sambil mempersiapkan kameranya, dia mulai mengeluarkan tripod yang dia bawa dan langsung terjun ke bawah untuk mengambil foto Curug Parigi.


si Abang Lanscaper


Berbeda denganku, yang hanya menggunakan alat seadanya, dia terlihat seperti fotografer professional. Atau juga dia memang seorang fotografer lanskap. Lensa wide dan juga ada kotak filter, semakin meyakinkanku bahwa dia memang fotografer lanskap.


Kami berdua sempat mengambil foto dari tempat yang berdekatan. Bertegur sapa dengan fotografer lain adalah hal yang harus dilakukan ketika berjumpa seperti ini. Selain untuk menambah kenalan, kami juga bisa saling berbagi informasi seputar fotografi. "lagi jelek duh cuacanya", sambil membawa kamera untuk berpndah tempat, dia berbicara seperti itu kepadaku di akhir percakapan.


Hasil duet sama si abang lanscaper


Karena aku udah kelamaan di sini, dan ku kira foto yang diinginkan sudah dapat, aku pamit kepadanya untuk pulang lebih dulu. Selain itu, semakin sore orang-orang banyak yang main ke Curug Parigi juga, jadi sudah susah untuk dapat foto lagi. Padahal jika aku teruskan di sini sampai matahari tenggelam, sepertinya aku akan dapat view langit yang keren. Tapi, ya sudahlah aku pulang duluan.


Bonus


Sebelum pulang. makin sore makin banyak orang
18 comments

18 comments

  • Djangkaru Bumi
    Djangkaru Bumi
    4 October 2020 at 20:46
    Spotnya begitu keren keren
    Benar benar indah
    Saya yang tinggal di pinggiran Jakarta saja dan mungkin dekat dengan Bekasi, belum pernah singgah. Dan baru tahu setelah membaca artikel ini
    • Djangkaru Bumi
      Dede Sandi Rahmat
      5 October 2020 at 05:57
      Wah masa baru tau, mas? Saya rasa beberapa tahun ini nama Curug ini lumayan terkenal di sosial media
    Reply
  • AI by Artifisial
    AI by Artifisial
    3 October 2020 at 15:42
    Agak menyebalkan kalau ada tempat wisata yang memasang tarif untuk setiap spot hanya untuk sekali jepret. Apalagi kalau spotnya biasa banget. Hadeeeh.

    Eh, itu kayaknya karena udah keduluan yang terkenal dari Bekasi adalah panas dan jauhnya makanya orang-orang keburu tau itu dan jadi mengesampingkan bagian-bagian uniknya kali ya. Haha
    • AI by Artifisial
      Dede Sandi Rahmat
      4 October 2020 at 12:40
      wkakak bisa jadi tuh, iya bener.

      beda sama di Bandung ya yang banget tempat wisatanya. kapan nih gue ke bandung
    Reply
  • Peri Kecil Lia 🧚🏻‍♀️
    Peri Kecil Lia 🧚🏻‍♀️
    27 September 2020 at 15:55
    Aku pernah tahu tentang curug ini tapi belum pernah datang berkunjung. Kalau dilihat dari foto kakak, curug ini mini sekali ya hahaha. Berbeda dari curug-curug biasanya.
    Tapi Bekasi jadi punya tempat wisata alam berkat curug ini. Awalnya juga aku kaget karena seumur-umur baru tahu ada curug di Bekasi 🤣
    • Peri Kecil Lia 🧚🏻‍♀️
      Dede Sandi Rahmat
      27 September 2020 at 18:36
      Bisa dibilang begitu soalnya area air terjunnya cuma itu saja.
    Reply
  • Agung Pushandaka
    Agung Pushandaka
    26 September 2020 at 10:41
    Wah, keren hasil fotonya, walaupun sebenarnya saya tidak mengerti seni fotografi, tapi salah dua dari foto-foto di atas keliatan bagus.

    Setelah saya cek, lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, mungkin lain waktu bisa ke sana. Apalagi di masa pandemi sebenarnya wisata outdoor lebih disarankan daripada indoor yang ber-ac.

    Tapi tetap harus menjauhi keramaian dan memakai masker sih.
    • Agung Pushandaka
      Dede Sandi Rahmat
      26 September 2020 at 16:05
      Waduh terima kasih hehe

      Coba di hari weekday aja ke sininya, mas. Biasanya gak terlalu ramai.

      Meskipun di outdoor protokol kesehatan harus tetap jalan.
    Reply
  • Agus Warteg
    Agus Warteg
    25 September 2020 at 10:28
    Lumayan juga sih air terjun Curug Parigi biarpun tingginya cuma beberapa meter saja, wajarkan soalnya Bekasi bukan daerah gunung tapi merupakan kawasan industri.

    Jalannya kelok kelok juga ya, untung ada Google maps jadinya tidak tersesat.

    Ramai juga ya bang tempat wisatanya, kalo hari libur pasti tambah ramai.
    • Agus Warteg
      Dede Sandi Rahmat
      25 September 2020 at 12:31
      Masih untung ya kawasan industri ada tempat wisata seperti ini.

      Biasanya sih ramai kalo hati libur
    Reply
  • Nasirullah Sitam
    Nasirullah Sitam
    22 September 2020 at 12:30
    Hahhahaha, kalau pas sepi enak buat motret ya. Pas ramai langsung bingung, semuanya inframe hahahahahah
    • Nasirullah Sitam
      Dede Sandi Rahmat
      22 September 2020 at 12:59
      Iya duh, makanya. Mau di suruh minggir sebentar gak enak, mau di foto lebih gak enak
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    20 September 2020 at 00:05
    baru tahu ada curug seperti ini di Bekasi.. Sekilas mirip curug yg di Jogja itu ya (eh Jogja bukan yaaa yg berundak-undak itu?).. Curug kaya gini bagusnya difoto slowspeed yaa..

    Kalau lagi main ke rumah nenek di Bekasi pgn sih ke sini,, tapi lumayan jauh ternyata dari Babelan ke sini :D
    • Anonymous
      Dede Sandi Rahmat
      20 September 2020 at 00:19
      Emang mirip ya? Wah saya baru tau itu. Dari Babelan lumayan jauh, soalnya di ujung Bekasi hehe
    Reply
  • Dian Hendrianto
    Dian Hendrianto
    19 September 2020 at 11:42
    Dulu tinggal di Bekasi selama hampir 5 taun, dan belum pernah ke sini. Haha.

    Gokil De.. :D
    • Dian Hendrianto
      Dede Sandi Rahmat
      19 September 2020 at 12:14
      Lama juga ya di Bekasi 5 tahun 😁
    Reply
  • Nadia K. Putri
    Nadia K. Putri
    19 September 2020 at 10:21
    Wah Curug Parigi, agak jauh sih dari rumah saya. Tapi menarik dikunjungi. Udah lama banget pengen ke sana.
    • Nadia K. Putri
      Dede Sandi Rahmat
      19 September 2020 at 12:15
      Emang rumahnya di mana kak? Aku juga ini baru kesampaian Sekarang setelah sekian lama
    Reply